Minggu, 28 April 2013

Faktor Penyebab Anak Mudah Menangis


Anak yang mudah menangis cenderung mengungkapkan keinginan dengan disertai tangisan. Secara umum tangisan masih menjadi salah satu bentuk komunikasi, terutama bayi di bawah tiga tahun atau batita, karena terbatasnya kemampuan verbal. Hal ini perlahan-lahan harus dihilangkan.

Anak tidak masuk kategori cengeng kalau kerewelan itu hanya ditunjukkan pada kondisi tertentu saja. Seperti sedang sakit, kelelahan, ketakutan, bertemu dengan orang baru atau ditinggal orangtua.

Banyak faktor yang menyebabkan anak mudah menangis, di antaranya:

1.  Emosi ibu tak stabil saat hamil.
Kalau mau dirunut ke belakang, salah satu penyebab anak mudah menangis adalah kondisi psikologis ibu kurang mendukung saat hamil, seperti sedang banyak masalah, sehingga emosinya tidak stabil. Kondisi ini bisa "menular" pada janin dan bila tidak terselesaikan, bukan tidak mungkin terus terbawa hingga batita.

2. Anak cenderung lebih sensitif.
Selain itu, ada anak-anak yang memang lebih sensitif. Perasaannya halus, sehingga apa saja gampang memancing tangisannya. Ada orang bersuara keras, ia menangis, karena merasa dirinya sedang dimarahi.

3. Orangtua tidak konsisten.
Kalau diperhatikan, ada juga anak yang selalu menangis saat melakukan kesalahan sehingga orangtua merasa kasihan atau mengurungkan niat untuk menegur atau menghukumnya. Meski masih batita, anak sudah bisa melihat celah, menggunakan tangisnya sebagai upaya terhindar dari hukuman atau teguran.

4. Pola asuh.
Pola asuh orangtua juga ikut berperan. Anak yang serba dilarang akan tumbuh menjadi pribadi penakut atau pencemas. Ia selalu tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Akibatnya ia mudah menangis bila menghadapi situasi yang membuatnya takut atau khawatir.

5. Anak dimanja.
Anak yang serba boleh atau dimanja berlebihan juga berpotensi menjadi anak cengeng. Ia akan menggunakan tangisan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Apalagi kalau anak ini sudah bisa "menandai" orangtua akan memberikan apa saja kalau ia menangis di muka umum. Menangis menjadi pilihan caranya manakala menginginkan sesuatu.

Jika anak memiliki kecenderungan mudah menangis seperti ini, Anda masih bisa memperbaiki perilakunya. Orangtua perlu tekun memberikan penjelasan dan menstimulasi anak untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. Komunikasi yang baik perlu dibangun agar anak belajar mengungkapkan kebutuhannya, bukan dengan menangis tanpa sebab.

Selain itu, jangan memberi label "cengeng" pada anak yang mudah menangis seperti ini. Pelabelan "cengeng" ini jika terjadi terus menerus, membuat anak yakin bahwa dirinya memang cengeng. Jadi sah saja baginya untuk terus menangis meski tak ada penyebab berarti.

Perkembangan Keterampilan Tangan Pada Bayi 0 – 12 Bulan


Bayi sejak dilahirkan semakin hari tentu akan tumbuh dan berkembang. Begitu pula dengan ketrampilannya. Apa reaksi bayi saat ada rangsangan dari sekitarnya, dari orang tuanya atau terhadap benda-benda di sekelilingnya selalu menarik perhatian kita. Kita selalu ingin tahu perkembangan bayi kita. Sekarang anakku sudah bisa apa ya? Sekarang sudah mengenal apa saja ya?

Nah untuk itu semua, tentu bayi kita perlu melalui tahapan-tahapan, tidak langsung bisa semuanya. Seiring umur atau waktu berjalan akan semakin banyak yang ia ketahui. Berikut ini tahapan atau tahap-tahap perkembangan ketrampilan tangan untuk bayi usia 0-12 bulan.

Usia 0-2 bulan

Pada bulan-bulan pertama bayi bereaksi terhadap rangsangan inderanya dengan gerakan refleksnya. Bila kita menyentuh tangannya, ia akan refleks menggenggam. Ia pun belum menyadari keberadaan tangannya dan belum mampu memfokuskan pandangannya. Karena itulah kita perlu memperlihatkan sesuatu benda dalam jarak pandang yang dekat (sekitar 25 cm) untuk melatih koordinasi mata dan tangan.

Di tahap awal ini, wajah ibu merupakan obyek yang paling merangsang bayi untuk belajar memfokuskan pandangannya. Itu sebabnya bayi suka sekali meraba wajah ibu kala digendong. Ibu dapat membantu sang bayi, caranya pegang tangan sang bayi  lalu letakkan pada hidung, pipi, mulut, telinga maupun mata ibu. Hal ini akan membantu bayi dalam menggunakan tangannya.

Usia 3-6 bulan

Di usia 3 bulan, jangkauan pandangan bayi mulai meluas dan ia pun mulai menyadari keberadaan tangannya. Ia senang mengamati tangannya sementara ia bermain dengan tangan-tangan itu, dan bahkan memasukkannya ke mulut.

Ia pun akan berusaha menyentuh benda yang dapat ditangkap oleh matanya. Sampai akhirnya ia dapat menyentuh benda tersebut. Gantungkan mainan di atas boks dalam jarak yang dapat dijangkau oleh tangannya. Ia pasti senang dan akan mengulang-ulanginya, lantaran setiap kali ia menyentuhnya maka benda tersebut akan bergoyang.

Selanjutnya ia akan berusaha memegang benda itu (sekitar usia 4 bulan). Pada saat ini umumnya bayi mampu memiringkan badannya ke sisi kiri dan kanan. Gantungkan mainan di sisi kiri/kanan boks dan letakkan bayi dalam jarak sepanjang tangannya dapat menjangkau mainan itu. Biarkan ia berusaha sendiri sampai ia dapat memegang mainan itu.

Bisa pula dengan menggantungkan mainan di atas boksnya dalam jarak yang dapat ia jangkau. Atau letakkan mainan di telapak tangannya untuk ia genggam. Tentu mainannya tak boleh terlalu besar agar mudah dipegangnya. Atau, dudukkan ia di kereta/kursi bayi yang memiliki tempat untuk meletakkan mainannya. Biasanya di usia 6 bulan ia sudah bisa mengambil benda dan memegangnya dengan menggenggam.

Jagalah kebersihan dan keamanan mainannya, karena ia akan mulai memasukkannya ke mulut.

Usia 7-12 bulan

Di awal usia ini bayi mulai menyadari bahwa ia dapat menggunakan tangannya untuk "menyelidiki" obyek-obyek dengan memegangnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Tapi jangan beri sekaligus banyak mainan, karena ia baru dapat memusatkan perhatian pada satu benda saja. Bila ia kelihatan sudah mulai bosan dengan satu mainan, gantilah dengan mainan lain.

Sekitar usia 8 bulan ia mulai menggunakan jari-jemarinya untuk memegang benda. Sebulan kemudian ia dapat memegang benda dengan jari-jarinya, tidak lagi dengan seluruh telapak tangan (menggenggam). Pada perkembangan selanjutnya ia akan mampu memegang benda kecil di antara ibu jari dan telunjuk. Juga dapat menunjuk ke suatu obyek dengan telunjuknya.

Agar ia terampil memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, kita dapat melatihnya dengan meletakkan potongan kue di antara kedua jari itu. Beri contoh bagaimana memegangnya, lalu masukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Setelah itu bantu ia melakukannya hingga akhirnya ia mampu melakukannya sendiri. Latihan ini sangat penting untuk persiapan memegang tangkai cangkir, pensil dan benda kecil lainnya.

Di awal usia ini ia juga mulai belajar memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Kita dapat membantu dengan meletakkan mainan di telapak tangannya lalu mengangkat benda itu dan memindahkannya ke tangan yang lain. Setelah itu pegang tangannya yang memegang mainan itu lalu bantu ia memindahkan mainan itu ke tangannya yang lain. Selanjutnya beri contoh bagaimana kita memindahkan mainan itu dari tangan kita yang satu ke tangah yang lain. Ajak ia melakukannya sendiri tanpa dibantu lagi.

Sekitar usia 10 atau 11 bulan ia mulai menjatuhkan benda ke lantai. Kita sebaiknya tidak mengambilkannya, tapi minta ia untuk mengambilnya sendiri. Bila ia belum mengerti, pegang tangannya dan beri contoh bagaimana cara mengambil benda itu. Sediakan mainan yang tak mudah pecah bila dijatuhkan dan mudah diambil.

Ia pun mulai senang memasukkan benda-benda kecil ke dalam sebuah wadah. Apalagi jika wadahnya terbuat dari kaleng. Karena setiap kali ia memasukkan benda akan menimbulkan bunyi.

Untuk semakin memantapkan keterampilan tangannya, lakukanlah berbagai aktivitas. Misalnya menggelindingkan bola, tepuk tangan, melambai, menyusun balok, memegang gelas, dan sebagainya.

Jumat, 26 April 2013

Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak

Pentingnya peran ibu bagi anak terutama dalam hal pendidikan. Proses pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu sudah dilakukan sejak sang bayi masih dalam kandungan. Apa yang ibu dengarkan atau bacakan kepada  bayi dalam kandungan, maka hal tersebut akan didengar pula oleh sang bayi. Emosional dan watak seorang ibu pun dapat ditularkan melalui perilaku seorang ibu selama mengandung dan mengasuh. Dalam sebuah penelitian, bagi seorang ibu yang mengandung selalu memiliki perasaan ingin marah-marah maka sang anak pun kelak besar nanti akan memiliki penyakit jantung.

Pendidikan pun dapat diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Setiap saat, dimanapun dan kapanpun proses pendidikan tersebut dapat dilakukan. Seorang ibu memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif, edukatif dan produktif. Adalah sebuah mimpi hal itu terwujud jika tidak dilukis oleh tangan-tangan lembut seorang ibu. Dan untuk mewujudkannya, tidak lain hanyalah melalui wanita sholihah yang berilmu, berakal dan bertaqwa yang dapat melakukannya. Ulama besar mengatakan, bahwa wanita (khususnya seorang ibu) menjadi barometer baik buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlaq wanita merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga dan kerusakan masyarakat.

Jika seorang Ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntunan dan teladan pada anak. Insya Allah akan terlahirlah generasi yang salih, unggul dan mumpuni, mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupannya kelak.

Namun realitasnya banyak ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Mungkin ada sebagian yang terlalu sibuk dengan kariernya hingga terkadang seperti menyerahkan tanggung jawab terbesar dalam pendidikan kepada pihak sekolah atau anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh yang bisa jadi “kurang berkualitas”. Atau mungkin ada yang merasa menyerah dan putus asa dalam mendidik anak karena kurang pengetahuan sehingga bingung tidak mengerti dengan apa yang harus dilakukan.

Jika kondisi ini terus berlanjut maka pendidikan dan perkembangan jiwa anak yang kurang mendapatkan  pengasuhan yang baik dari seorang Ibu akan terabaikan sehingga  kepribadian anak yang baik tidak tercapai. Biasanya perilaku anak ini menjadi buruk baik di keluarga maupun masyarakat dan kalau sudah begini tentu bukan sepenuhnya salah si anak.

Banyaknya kasus-kasus bunuh diri akibat kekerasan orang tua pada anak, menandakan bahwa anak merasa tak aman dan nyaman di lingkungan keluarganya, kondisi seperti ini tentu saja bukan situasi yang kondusif untuk memberikan pendidikan yang baik buat anak karena orang tua malah tidak bisa menjadi teladan yang baik buat mereka.

Jadi hal pertama yang harus diciptakan oleh keluarga terutama oleh seorang Ibu adalah menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif  sehingga kendala dalam mendidik anak, mengarahkan mereka terhadap ajaran agama, menciptakan kepribadian yang salih akan lebih mudah, karena ada saling percaya dan ikatan kasih sayang yang kuat antara Ibu dan anak, dari seluruh pihak keluarga.

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama untuk segera memulai mendidik anak dengan cara yang baik , secara sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Jika tidak maka akan menjadi orangtua (ibu) yang paling merugi, yaitu ibu yang sedang menunggu waktu datangnya kesulitan yang bertubi-tubi. Karena memiliki anak durhaka dan boleh jadi sering merugikan banyak pihak, baik dirinya sendiri, orangtua juga orang lain.

Rabu, 24 April 2013

Cara Melatih dan Mengembangkan Potensi Anak

Setiap anak memiliki potensi yang berbeda beda, Potensi yang besar pada setiap anak harus dilatih dan dikembangkan supaya kemampuan anak juga meningkat. Anak yang dididik dengan cara yang tepat, tentu hasilnya juga bagus. Bagaimanakah cara melatih dan mengembangkan potensi anak itu?

Berikut cara melatih dan mengembangkan potensi anak yang bisa Anda terapkan:

 1.  Syukuri anak sebagai karunia terbesar. Sadarilah bahwa anak adalah anugerah yang terbesar anda. Anak adalah amanah yang wajib kita jaga, kita bina dan didik sehingga menjadi anak yang sholeh dan berbhakti kepada orang tua. Syukurilah anak sebagai anugerah yang kelak akan meneruskan cita-cita kita.

2.  Buatlah dia merasa dicintai. dikasihi dan disayangi. Anak akan merasa nyaman, terlindungi jika orang tua selalu menyayanginya, melindunginya, menolongnya dan selalu ada disampingnya jika anak dalam kondisi membutuhkan. Buat perasaan anak nyaman dan benar-benar mencintai orang tua dan merasa dicintai pula.

3.  Pahami dan hargai setiap anak sebagai individu yang unik. Setiap anak adalah unik, karena perilaku anak memang khas dan dapat melakukan hal-hal yang tidak terduga. Setiap anak adalah mempunyai karakter tersendiri. Oleh karena itu, setiap orang tua sepatutnya memahami sehingga orang tua akan sadar terhadap keunikannya tersebut.

4.  Bangkitkan minat dan motivasi belajarnya. Orang tua harus pandai membangkitkan motivasi anak dan  minatnya pada kegiatan dan belajarnya. Dengan anak semakin termotivasi maka anak akan menyadari bahwa ia bisa mengembangkan kemampuannya.

5.  Beri kesempatan untuk memilih dan membuat keputusan. Berilah kesempatan anak untuk berani memilih dan membuat setiap keputusan yang akan dijalaninya. Berilah kepercayaan anak untuk membuat keputusan sendiri dalam melakukan setiap kegiatan atau belajarnya. Berilah keleluasaan anak untuk berani memilih diantara pilahan. Orang tua bisa membantu bagaimana pihan yang baik itu sehingga anak tidak terjebak pada hal-hal yang negatif.

6.  Doronglah anak mencari informasi di luar rumah. informasi sangat penting untuk menunjang kemampuan kita. Doronglah anak kreatif untuk mencari kebutuhan informasi yang menunjang potensinya. Bisa dimulai dengan informasi tokoh-tokoh yang sukes pada bidangnya atau bagaimana supaya bisa menjadi sukses tersebut.

7.  Jangan matikan harapan dan cita-cita anak. Hargai setiap pilihan cita-cita anak. Orang tua jangan terlalu memaksakan pilihanya sehingga anak akan merasa tidak bersemangat lagi untuk meraih harapan dan cita-citanya. Jangan sampai orang tua malah mematikan harapan anak dan mencela setiap pihan cita-cita anak.

8.  Tunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada usaha anak. Hargailah setiap yang dilakukan anak walau sekecil mungkin, jangan meremehkan yang dilakukan anak walaupun tampaknya sepele. Berilah penghormatan kepada setiap yang dikerjakan anak, sehingga anak akan merasa tersanjung dan dihargai jerih payahnya.

9.  Jalin hubungan yang kondusif antara orang tua, sekolah dan lingkungannya. Sukses tidaknya potensi anak juga tergantung dengan kondisi sekitarnya baik itu dirumah, disekolah maupun lingkungannya. Maka dari itu jalinlah hubungan yang harmonis dan membangun sehingga semuanya bisa selaras untuk bersama-sama mewadahi potensi anak agar berkembang dan terus meningkat.

Selasa, 23 April 2013

Cara Mendidik Balita Menjadi Anak Yang Sholeh

Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak anak sholeh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada usia dini, seorang anak akan lebih mudah untuk menerima perubahan ketimbang ketika ia telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa pembentukan jati diri, pola pikir dan watak sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memberikan perannya secara optimal. Orangtua harus mampu memberikan pengaruh positif kepada sang anak. Isilah kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang dalam proses pembentukan tersebut dengan nilai nilai yang baik. Orang tua harus dapat menjadi filter bagi berbagai unsur negatif yang dapat merusaknya. Jangan sampai sang anak justru memperoleh pengaruh-pengaruh negatif dari luar.

Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah hendaknya dilakukan sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan anak anda sejak dini:

1.Bangunkan shubuh sejak balita
Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh sejak balita adalah langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebagai sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami
Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.

3.Jangan egois!
Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid
Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.

5.Perkenalkan batasan aurat sejak dini
Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil. Seorang anak dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat
Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan melewati masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami
Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain. Maksimalkan membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV
Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak mengandung unsur pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung
Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan dengan bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.

10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sahabat setia baginya
Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah tempat curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah, yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan
Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya, termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan
Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati. Bisnis Online

Senin, 22 April 2013

Masa Perkembangan Otak Anak

Bunda..kita tahu bahwa usia balita adalah masa emas pertumbuhan anak, baik psikis maupun mentalnya. Oleh karena itu rasanya sayang jika masa emas ini luput dari perhatian kita sebagai orangtua.Otak anak mengalami perkembangan luar bisa. Peran aktif kita sebagai orangtua dalam pertumbuhan otak anak terutama dalam ‘merakit’ sambungan antar neuron, akan membuat potensi anak berkembang optimal.

Menurut para ahli kesehatan anak, pada dasarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan cerdas, yang kemudian membuat anak hebat, super atau biasa biasa saja adalah stimulus yang diterima anak saat usia dini. Jadi cobalah untuk memberikan stimulus yang tepat.

Sebagai awal kita bisa memperhatikan asupan gizi anak. Gizi yang baik akan membuat anak mempunyai imunitas yang kuat, yang diperlukan untuk perkembangan otaknya selain itu gizi yang baik dan seimbang juga berperan dalam meningkatkan perkembangan intelegensi anak.

Selanjutnya dalam perkembangannya, anak akan belajar banyak dari lingkungan dan orangtua harus ingat otak anak masih sangat mudah untuk mengalami trauma. Karena itu hindari sebisa mungkin memarahi atau memukul anak usia batita, karena kita tidak mau kan jika kemudian anak mengalami ketakutan atau stress dalam perkembangan lebih lanjut. Jika anak melakukan hal yang salah atau tidak berkenan, yang harus orangtua lakukan adalah mulai mengajarkan mana yang benar atau salah dengan cara yang arif, sopan dan penuh kesabaran.

Minggu, 21 April 2013

Cara Mendidik Anak Autis Dengan Baik

Apapun karakteristik yang dimiliki oleh anak kita, sebagai orang tua kita harus bersyukur karena anak adalah anugerah terindah yang diberikan oleh tuhan untuk kita, disini anda akan mendapatkan info mengenai cara mendidik anak autis. Anak autis atau yang disebut dengan anak hyperaktif memang terkadang membuat anda kerepotan, terutama apabila anda baru saja menjadi orang tua dan memiliki anak pertama, untuk mencegah anda melakukan hal yang salah, ikutilah langkah-langkah cerdas mendididk mereka berikut ini.

Pertama, berikanlah pendidikan khusus bagi mereka. Cara ini cukup ampuh untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dan membuatnya menjadi orang yang berguna di masyarakat kelak jika sudah dewasa. Beberapa anak autis yang telah dididik dengan khusus oleh orang tuanya ternyata terbukti memiliki kelebihan khusus dibandingkan anak lainnya. Alhasil, mereka malah bisa menjadi lebih hebat prestasinya dibandingkan dengan anak normal.

Kedua sebaiknya anda berhati-hati ketika memasukan mereka ke sekolah. Maksudnya adalah pilihlah sekolah yang benar-benar terjamin kualitsnya dan bukan sekolah yang kelas ecek-ecek atau ditempati oleh banyak anak nakal. Kesalahan dalam masuk ke sekolah yang tidak bagus akan mempengaruhi perkembangan anak anda. Coba bayangkan jika anak autis anda masuk ke sekolah yang banyak anak nakalnya. Ada dua kemungkinan yang terjadi disini. kemungkinan pertama anak anda akan suka bergaul dengan mereka dan kemudian ikut menjadi nakal juga. kemungkinan kedua anak anda akan menjadi takut bergaul dengan teman-temannya yang nakal tersebut, alhasil dia malah akan menjadi bulan-bulanan temannya yang nakal di sekolah. Hal ini akan membuat si anak tersiksa secara mental dan fisik.

Ketiga, ikutkan anak anda ke kegiatan ekstrakulikuler yang positif di sekolah mereka. Jangan membiarkan anak anda berdiam diri dan menghabiskan banyak waktu dirumah. Meskipun anda tahu kalau dia autis, bukan berarti anda harus membiarkannya begitu saja tanpa aktivitas yang berguna bukan? Coba ikutkan dia ke les privat di malam hari, renang di sore hari, atau mungkin basket jika anak anda tersebut menyukai olahraga bola. Bukannya malah sedih, namun anak anda akan semakin bahagia karena di tempat tersebut dia bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya dan memiliki banyak teman baru untuk dimiliki. Autis bukanlah penghalang kebahagiaan bagi anak untuk memperoleh teman. Bagaimanapun juga teman adalah semangat utama bagi mereka, terutama jika mereka adalah tipikal anak yang supel dan mudah bergaul dengan orang lain.

Dengan mengikuti tiga langkah mendidik anak autis diatas, anda akan bisa memiliki buah hati yang istimewa dan malah lebih hebat dibandingkan anak normal. Sekali lagi ditekankan bahwa jangan salah memilihkan tempat pergaulan untuk mereka, kalau perlu sekolahkan anak anda di sekolah internasional jika anda memiliki banyak uang

Sabtu, 20 April 2013

Tips Menjadi Pendengar yang Baik Untuk Anak

Sebagai orangtua, ada kalanya kita perlu menjadi pendengar yang baik bagi anak2 kita. Berikut adalah tips cara mendengarkan yang baik
  • Saat anak sedang berbicara kepada anda, tataplah matanya dengan kasih sayang sehingga anak merasa di perhatikan ceritanya.
  • Di dalam sela-sela pembicaraan anak anda, sesekali berilah komentar seperti “O ya? atau Wah!.. ” karena itu sudah menjadi stimulasi bagi mereka untuk makin giat bercerita. Pola ini dapat membuat anak nyaman karena merasa orang tua memahami apa yang mereka ungkapkan.
  • Mendengar sepenuhnya cerita pengalaman anak, baik itu menyedihkan dan menyenangkan, membuat kita berdua (ibu dengan anak) dapat berbagi rasa dan anakpun akan merasa orangtuanya menghargainya, Anak akan bersikap terbuka karena yakin orangtua pasti bersedia mendengarkan mereka.
  • Hindari sikap memaksakan pendapat, dan langsung ‘melabel” anak. Perasaan anak yang lebih sensitif, membuat anak akan merasa tersisihkan jika kita bersikap seperti itu.
  • Jika anda ingin membantu anak menghadapi masalahnya, berilah masukkan dengan kata-kata yang tetap menyemangati  anak. Hindari berkata “Ya sudah, besok kamu tidak usah main” atau ” Biar mama yang marahi temanmu yang nakal itu”
  • Disaat anak sedang emosi dan sulit bicara, jangan paksa anak untuk terus bicara.
  • Beri anak anda waktu untuk menyendiri sejenak sampai emosinya mereda dan siap untuk berbicara.
  • Berusahalah untuk tidak memberikan opini kita pribadi, baik terhadap pilihan sikapnya, emosinya dan tindakannya.
  • Tanyakan pemikiran mereka terhadap masalah ini dan bagaimana kira-kira sikap yang sebaiknya mereka lakukan di kemudian hari.
  • Sikap ini tidak saja menghindarkan anak dari perasaan di hakimi, namun juga membantu mereka lebih memahami kejadian atau peristiwa secara objektif.

Jumat, 19 April 2013

Cara Menghilangkan Stres Pada anak


Dari waktu ke waktu semua orang bisa merasakan tertekan, tak terkecuali pada anak. Ini normal! Malah sebenarnya, mungkin anak-anak  tidak bisa berhasil tanpa sedikit stres yang sehat, yang akan membuat mereka tetap bangun untuk melakukan apapun. Mereka hanya akan tinggal di tempat tidur dan berkata “Jangan kuatir, aku akan baik-baik saja ketika ujian tiba. Aku tidak perlu belajar”. Bayangkan bagaimana ibu dan ayah bereaksi ketika mendengar anaknya berkata seperti itu.

Jadi, sedikit stres akan membuat anak bangun dan termotivasi untuk melakukan sesuatu. Tetapi terlalu banyak stres tidak baik dan bisa membuat anak mengalami depresi dan sakit. Terlalu banyak stres dapat membuat anak panik dan merasa lepas kendali, sehingga anak merasa tidak mampu melakukan apapun. Jika sang anak merasa seperti ini, cobalah beberapa cara untuk menghilangkan stres pada anak berikut :

1.    Beri Otak Anak Istirahat
Teknik ini akan membantu anak menenangkan pikiran. Ajarkan pada anak untuk melakukan hal berikut :
  • Duduklah di bangku dengan tangan dilonggarkan di pangkuan dan kaki menapak datar di lantai.
  • Pejamkan mata
  • Pikirkan sebuah kolam kecil. Mungkin kolam yang dikenal si anak atau hanya dapat dibayangkan saja
  • Bayangkan si anak berdiri di tepi kolam
  • Hiruplah udara. Apa yang bisa dia cium? Bau rumput yang baru dipangkas? Wangi bunga?
  • Pungut sebuah batu kecil halus dari tanah di dekat kakinya. Rasakan kehalusannya menyentuh kulitnya.
  • Lemparkan dengan lembut batu tu ke dalam kolam
  • Perhatikan air memercik ke atas
  • Perhatikan air menutup diatas batu ketika ia tenggelam
  • Perhatikan cincin-cincin riak air menyebar ke arah luar dan menghilang.
  • Perhatikan air menjadi tenang kembali
  • Perhatikan kupu-kupu berterbangan di atas air yang tenang.
2.    Bernafas Panjang dan Dalam
Duduklah di bangku dengan tangan dilonggarkan di pangkuan kaki menapak datar di lantai. Pejamkan mata. Mulai tarik napas dengan dalam, tanpa mengeluarkan suara. Pikirkan saja napas terhirup masuk dan tidak memikirkan hal lainnya. Tahan sebentar. Kemudian hembuskan keluar dan tidak memikirkan hal lainnya. Ulangi 10 kali.

3.    Tertawa
Pastikan si anak tertawa dengan enak setiap hari. Tertawa adalah suatu cara terbaik untuk santai dan membuat anak merasa positif tentang segala sesuatu.

4.    Tidur
Bila anak merasa sulit tidur, bantulah mereka dengan cara member minuman hangat sebelum tidur. Atau bisa mengusap punggung dan perutnya dengan minyak aromaterapi yangbisa menenangkannya.

5.    Olahraga yang berkualitas
Ajak anak berolah raga yang berkualitas, seperti berjalan-jalan keliling komplek rumah, dan ini bukan berarti menyuruhnya berjalan dari dapur ke rumah, kemudian kembali lagi ke dapur.

6.    Memasang musik di kamar
Pasanglah musik yang lembut di kamar anak, seperti musik klasik. Musik dapat menengkan fikiran dan membuat otot-otot rileks setelah anak capek bermain seharian.


7.    Saat untuk Mencoret-coret.
Siapkan kertas putih yang kosong, jangan bergaris ( karena kertas bergaris dapat menghambat ide kreatif yang ada di otak anak ). Ambil spidol warna-warni. Biarkan anak berkreasi dengan mengalirkan ide-ide di pikirannya. Coretan-coretan yang mereka buat ketika membuat gambar  akan membantu menenangkan pikirannya.

Kamis, 18 April 2013

Cara Yang Tepat Mengajari Anak Menabung

Menanamkan disiplin menabung untuk anak-anak kita merupakan investasi penting dan setiap orangtua harus mengajarinya sejak kecil. Dengan mengajarkan anak-anak Anda bagaimana cara menyimpan uang, dengan ini Anda dapat memastikan bahwa mereka menjadi perencana keuangan yang baik ketika mereka tumbuh dewasa. Anak-anak adalah pelajar yang baik dan mengajarkan mereka bagaimana cara menabung adalah tugas sederhana.

Berikut ini adalah beberapa tips sederhana yang bisa anda lakukan :

1. Membantu mereka untuk menetapkan tujuan
Anak-anak dengan mudah belajar untuk menyimpan setelah mereka memiliki tujuan penghematan. Sebagai lawannya adalah ketika anak meminta untuk dibelikan segala sesuatu, Anda harus memberi pengarahan yang terbaik agar mereka mau menabung. Dengan cara ini, dorongan untuk membeli sesuatu akan berkurang dan kemungkinan mereka akan aktif menabung. Duduklah dengan anak Anda dan tetapkan tujuan apa saja yang harus dibeli melalui tabungan. Anda dapat mengatur jadwal yang menunjukkan harga barang terhadap akumulasi tabungan. Dengan cara ini, anak Anda dapat membayangkan jarak yang ditempuh.

2. Mendorong mereka untuk menyisihkan uang saku
Jika Anda memberikan anak-anak uang saku, Anda harus selalu mendorong mereka untuk menyimpan sebagian dari uang saku mereka.

3. Membuka rekening bank dengan mengajak anak
Pembukaan rekening bank dengan anak akan membantu mereka memahami proses perbankan pada tahap awal dalam kehidupan mereka. Bank memainkan bagian penting dari keuangan kita dan penting bahwa anak-anak bisa belajar ditahap awal.

4. Ajarkan mereka untuk menghabiskan apa yang mereka mampu
Adalah penting bahwa Anda mengajarkan anak Anda untuk menghabiskan hanya pada apa yang mereka mampu. Ini akan melindungi mereka dari perangkap kartu kredit. Anda harus membantu anak-anak Anda secara sadar sesuai dengan kebutuhan mereka untuk apa yang mereka mampu. Jika item terlalu mahal untuk dana yang mereka miliki saat ini, Anda bisa mengajari mereka bagaimana menyimpan hingga mampu atau bagaimana untuk memilih alternatif yang lebih murah untuk item yang sama.

5. Mendorong mereka untuk hemat
Cara lain untuk mendorong anak Anda agar berhemat adalah dengan mencocokkan kontribusi tabungan mereka. Anda dapat meminta mereka menghemat setengah biaya dari barang-barang yang mereka ingin beli dan Anda dapat berkontribusi setengah lainnya. Dengan cara ini, mereka dapat didorong untuk menyimpan lebih banyak karena jumlah pencocokan juga akan lebih.

6. Jadilah contoh yang baik untuk anak Anda
Selain mengajari mereka bagaimana untuk menyimpan, adalah penting bahwa Anda menjadi contoh yang baik bagi anak-anak Anda. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka amati. Jadi, biarkan anak Anda tahu bahwa Anda menabung untuk membeli barang yang sedang anda inginkan dan bahwa Anda tidak mampu untuk membelinya, dengan cara menabung baru bisa anda membelinya. Tunjukkan pada mereka bahwa Anda juga memilih alternatif yang lebih murah ketika tidak mampu membayar barang. Hidup dengan contoh akan memiliki dampak yang lebih besar dalam melatih anak-anak Anda tentang hal ini terutama dalam hal menabung.

Rabu, 17 April 2013

Cara Mengajarkan Anak Bersikap Baik

Sikap seseorang dapat ditentukan oleh pendidikan anak usia dini. Sebagai orang tua, Anda harus memperhatikan bagaimana anak-anak Anda di masa depan. Itulah mengapa Anda perlu mengajari mereka nilai-nilai yang baik sehingga mereka akan memiliki sikap yang baik dan sopan santun. Oleh karena itu, kami memiliki beberapa tips untuk Anda.

Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa Anda menjadi contoh anak-anak Anda. Mereka akan meniru apa yang Anda lakukan. Jika Anda ingin anak-anak Anda memiliki sopan santun dan etika, kemudian Anda menjadi orang pertama yang mengajarkan mereka nilai-nilai yang baik.


Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, pastikan bahwa Anda mendisiplinkan mereka berdua. Jangan berpihak ke salah satu anak. Beberapa orang tua memperlakukan anak-anak mereka yang lebih muda kurang disiplin dibandingkan yang lebih tua. Pastikan bahwa Anda tetap adil terhadap mereka. Sejak awal, Anda harus tetapkan nilai-nilai baik ke dalam pikiran anak pertama. Ketika tua dia akan bersikap baik, yang lebih muda akan meniru sikap baik kakaknya.


Anda dapat mengajarkan mereka untuk bersikap sopan, terutama dalam bahasa. Gunakan beberapa ungkapan sopan, seperti “tolong”, “permisi”, “terima kasih kembali”, “terima kasih”, “Bolehkah saya?” dan seterusnya ketika Anda berbicara dengan suami/istri Anda atau orang lain. jika mereka sering melihat hal seperti ini, mereka akan terbiasa dengan menggunakan frase tersebut. Terus berlatih frase sopan meskipun Anda tidak menyukai orang yang Anda ajak bicara. Katakan kepada mereka itu bukan masalah, tapi untuk bersikap sopan adalah penting. Juga, memberitahu mereka bahwa setiap orang berhak untuk dihormati.

Anda juga dapat mengajari mereka cara makan. Buatlah makan malam sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jangan hanya memberitahu mereka seperti mahasiswa perkuliahan. Selain cara makan, Anda dapat memberitahu mereka etika menggunakan barang-barang orang lain tanpa izin, bilang bahwa mereka tidak sopan. Anda dapat memberi mereka misalnya dengan meminta izin untuk menggunakan barang-barang mereka.


Satu hal yang lebih penting, Anda harus berhati-hati ketika mereka membuat kesalahan. Beri mereka teguran sopan dan edukatif. Jangan berteriak kepada mereka atau menyalahkan mereka. Anda dapat mengatakan, “Jenny, kau gadis yang baik, Seorang gadis yang baik tidak berbohong, kan, Sayang?” Di sisi lain, sementara mereka melakukan hal-hal yang baik, memuji mereka. Pujian akan memotivasi mereka untuk melakukan nilai-nilai yang lebih baik.

Diatas merupakan tips untuk membangun sikap yang baik untuk anak-anak Anda. Kami berharap bahwa itu berguna untuk Anda. Pastikan bahwa Anda mengajarkan mereka sopan santun sedini mungkin sehingga mereka memiliki kebiasaan positif ketika mereka tumbuh menjadi remaja dan dewasa.

Selasa, 16 April 2013

Tips Agar Anak Tidak Kecanduan Bermain Internet

Internet semakin mudah untuk diakses oleh siapa saja, dimana saja dan juga kapan saja dan salah satunya adalah anak-anak. Memang dengan adanya internet semua pekerjaan akan semakin mudah, akan tetapi apabila ini terus dilakukan bisa berbahaya.

Terutama bagi anak-anak, oleh karena itu orang tua harus memperhatikan peralatan mainan sang anak agar tidak kehilangan arah yaitu internet. Berikut ini adalah cara agar anak tidak kecanduan pengaruh buruk internet:

1. Periksalah akun media sosial
Jika anda orang tua yang baik cobalah untuk selalu memeriksa akun sosial media anak Anda secara rutin hal ini agar anak tidak masuk ke dalam pergaulan bebas.

2. Jangan letakkan komputer di kamar anak
Anda meletakkan komputer di kamar anak anda? sebaiknya segeralah untuk memindahkan itu semua karena anak-anak bisa saja dengan bebasnya membuka situs yang sebenarnya tidak boleh di buka untuk orang seusianya.

3. Membuat peraturan rumah
Ini salah satu cara yang cukup ampuh, dengan memakai peraturan rumah seperti tidak boleh bermain di malam hari atau harus tidur sesuai jadwal yang telah di tentukan oleh anda para orang tua.

4. Ajari tentang tata krama internet
Dengan mengajarkan tata krama di internet maka anak akan dengan mudah untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan dirinya dan juga orang lain.

Senin, 15 April 2013

Cara Terbaik Menerapkan Aturan Pada Anak-Anak

Orang tua tentu senang bila melihat rumahnya rapi dan bersih. Tapi, kebanyakan orang tua yang memiliki anak kecil, merasa hal tersebut mustahil terwujud. Mengingat anak mereka yang masih senang bermain dan mengotori rumah.

Tidak sedikit para orang tua yang berusaha menerapkan aturan pada anak mereka yang masih kecil. Tapi, bagaimana hasilnya? Mungkin tidak sedikit dari orang tua yang kewalahan sendiri dalam mengatur aturan itu sendiri.

Aturan itu dibutuhkan dalam keluarga agar semua merasa nyaman dan segala sesuatu yang dilakukan mengandung peran dan tanggung jawab. Begitu juga dengan anak-anak kita, walaupun mereka masih kecil tapi tetap harus mengikuti aturan yang dibuat oleh orang tuanya. Tentunya orang tua sangat senang melihat anaknya bisa mengikuti juga mematuhi segala perintah dan aturan yang sudah ditetapkan bersama.

Lalu, bagaimana cara terbaik menerapkan aturan pada anak-anak kita? Menerapkan aturan yang dibuat tanpa mengekang dan tentu bisa dipatuhi anak. Berikut ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam membuat aturan keluarga:

1. Buat dan sepakati bersama anak aturan yang ditetapkan. Hal ini melatih  anak-anak untuk terbiasa diskusi dan juga mengetahui seperti apa kemauan sang anak untuk menerapkan aturan. Hindari aturan yang diktator atau hanya dari pihak orang tua. Orang tua juga harus taat pada aturan yang sudah disepakati.

2. Jika ada sanksi, harus diarahkan pada perbaikan tindakan anak. Misalnya jika anak memukul adiknya maka dia akan di beri hukuman time out agar dia bisa memikirkan dan mengoreksi tindakannya dan tidak mengulangi.

3. Hindari menunda sanksi agar anak segera mengoreksi tindakannya yang belum benar. Disiplin dalam memberi sanksi pada anak akan menumbuhkan rasa tanggung jawab akan perbuatannya.

4. Biasakan memberikan penguatan dengan pujian ketika aturan selalu dilaksanakan dengan baik. Pujian akan membuat anak semangat dalam mematuhi aturan yang sudah dibuat. Bila perlu, buat semacam perlombaan, dimana yang banyak mematuhi peraturan dirumah mendapatkan hadiah.

5. Konsisten dengan aturan yang telah disepakati bersama anak. Walaupun keadaan dianggap tidak memungkinkan. Aturan tetap harus dilaksanakan, hal ini melatih kedisiplinan.

Aturan yang ditetapkan harus jelas dan dipatuhi secara konsisten oleh seluruh anggota keluarga. Aturan di dalam rumah, bukan hanya ditujukan kepada anak kita, kita sebagai orang tua dan orang dewasapun juga harus menuruti aturan apa yang sudah dibuat. Hal ini juga bentuk contoh nyata, bahwa kedua orang tuanya juga mematuhi aturan yang sudah di buat, lalu mereka pun akan mengikuti.

Bukan hanya pada aturan, tetapi juga hukuman bila melanggar aturan juga harus orang tua patuhi. Kebanyakan aturan yang dibuat orang tua hanya akan menghukum anak-anak bila melakukan kesalan, tetapi orang tua tidak mau dihukum, ini bentuk ketidak disiplinan kita sebagai pembuat aturan. Jadi, biar anak mengikuti aturan contohi menerapkan aturan dan hukuman bersamaan. Agar anak merasakan keadilan dalam penerapan aturan tersebut.

Minggu, 14 April 2013

Cara Mengajari Balita Makan Sayur

Sayuran sangat penting bagi tubuh kita, terutama balita karena kandungan vitamin dan seratnya yang berguna bagi tubuh. Sayangnya balita banyak yang enggan makan sayuran. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan, agar anak anda bersedia makan sayur :

1. Kenalkan sayuran sejak dini. Sejak bayi mengenal makanan padat (bubur saring/nasi tim saring), segala jenis sayuran sudah harus diperkenalkan. Dengan begitu anak-anak terbiasa makan sayur dan doyan makan sayur. Jangan ragu untuk berganta-ganti sayur saat membuat bubur/nasi tim saring. Saat makanan bayi mulai lebih padat, sayur tetap diberikan dengan tekstur yang lebih kasar seperti diparut atau dipotong kecil-kecil atau diblender kasar. Jangan cepat menyerah dengan meniadakan sayuran pada makanan anak hanya karena anak sulit menelan sayur atau menolak makan sayur. Teruslah membujuk anak makan sayuran.

2. Orang tua juga harus makan sayur. Banyak orang tua yang tidak memperkenalkan sayuran  kepada anak-anaknya hanya karena mereka juga tidak doyan sayur. Itu adalah tindakan yang keliru. Sedapat mungkin makanlah sayuran di depan mereka. Kalaupun orang tua tidak suka sayuran, janganlah anak-anak sampai mengetahuinya, karena mereka akan mengikuti orang tuanya. Usahakan anak diajak makan bersama di meja makan agar mereka juga belajar menyantap makanan yang sehat seperti yang dilakukan orang tuanya. Jangan lupa perlihatkan dengan dramatis, betapa orang tuanya juga suka makan sayuran dan betapa cantik/ganteng/hebatnya anak-anak yang suka makan sayur. Beri keterangan yang masuk di akal, misal kalau kita makan bayam, kita akan sekuat tokoh cerita kesukaan mereka.

3. Kreativitas. Kalau Anda bisa mengolah sayur dalam masakan yang berbeda-beda atau dapat menyajikan semenarik mungkin, rasanya mustahil anak-anak Anda tak menyukainya. Mereka pasti tertarik menyantapnya.

4. Rasa yang enak. Nah, ini yang paling penting kan? Kalau masakan sudah menarik, warnanya mencolok, tetapi rasanya tidak enak, siapa yang mau makan? Penambahan kaldu jamur akan membuat sayuran atau masakan kaya rasa dan lebih nikmat.  Kaldu jamur sebagai pengganti bumbu penyedap dapat diberikan di segala masakan.

5. Buat snack kegemaran. Kalau sayuran sulit dimunculkan dalam masakan atau hanya bisa masuk sedikit, tak menjadi masalah. Anda bisa menambahkan di dalam kudapan atau makanan ringan yang disukai anak-anak. Seperti di dalam kroket, roti, donat, dan lain-lain.

6. Jangan Memaksa. Betapapun pentingnya sayuran, tidak berarti Anda harus memaksa anak untuk memakan sayuran dengan cara kekerasan. Anak tidak boleh ditakut-takuti, ajaran orang tua akan berbekas sampai dewasa kelak. Beri motivasi betapa pentingnya sayuran, dalam bahasa yang mudah dimengerti, dan bujuk mereka untuk makan sayur.


7. Padukan dalam warna menarik. Sayur bisa dikombinasikan dengan sayur lain yang warnanya berbeda hingga menimbulkan paduan yangs serasi, cantik, dan menggiurkan untuk disantap.

Sabtu, 13 April 2013

Cara Menjaga Kebersihan Tubuh Anak Anak

Kebersihan adalah salah satu faktor kunci untuk menjaga kesehatan, sayangnya kebersihan justru jarang dijadikan prioritas nilai untuk ditanamkan kepada anak-anak sejak dini di keluarga. Sebenarnya kebiasaan bersih di usia dewasa, amat ditentukan oleh kebiasaan hidup bersih sejak kecil. Oleh karena itu mendidik dan menanamkan tentang konsep bersih itu sehat kepada anak haruslah dimulai sejak usia dini. Memperkenalkan konsep kebersihan sejak dini  artinya sejak bayi baru lahir sudah diperkenalkan dengan konsep hidup bersih. Orang tua, selalu berusaha menjaga kebersihan tubuh dan pakaian si bayi. Dengan demikian, lambat laun anak bayi tersebut akan akrab dengan konsep bersih dan merasa risih jika lingkungannya kotor. Selanjutnya, di usia balita seorang anak yang sudah dapat berkomunikasi dengan baik dan mungkin sedikit banyak sudah dapat diberikan berbagai pemahaman dengan argumentasi , maka konsep kebersihan tadi bisa diajarkan dengan komunikasi saat bermain dan lain-lain.

Membiasakan  keluarga hidup bersih memiliki berbagai keuntungan-keuntungan, seperti: seluruh anggota keluarga akan menjadi sehat dan terhindar dari  berbagai penyakit yang muncul karena gaya hidup yang tidak bersih. Misalnya: seseorang dapat terkena diare hanya karena malas mencuci tangan sebelum mengambil makanan atau membiarkan makanan  tidak tertutup atau diolah dengan cara yang tidak higienis. Begitu juga dengan pakaian yang digunakan, harus dicuci setiap hari karena baju yang kotor merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya jamur yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit. Dan penyakit kulit pada anak, umumnya pemulihannya akan memakan waktu cukup panjang karena anak biasanya tidak dapat menahan diri untuk menggaruk kulitnya yang gatal secara berlebihan.

Pada masa balita, anak sedang amat seka bereksplorasi dengan hal baru, dengan apa saja tanpa terbatas bersih atau kotor. Karenanya kita sebagai orang tua harus ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan tubuh balita kita sebagai salah satu upaya menjaga kesehatannya.  Jika kebersihan tubuh balita kurang terjaga, maka bakteri  akan mudah menempel dan anak dapat terpapar penyakit. Hal ini tentunya amat tidak diinginkan oleh para orang tua, karenanya kita sebagai orang tua harus memperhatikan kebersihan tubuh balita terutama dalam kesehariannya.

Berikut ini beberapa cara menjaga kebersihan tubuh anak-anak sehari-hari:
  • Mandikan balita anda dengan sabun 2 (dua) kali sehari.
  • Cucilah rambut balita anda dengan shampo sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam seminggu.
  • Biasakan untuk mencuci tangan balita anda dengan sabun sebelum makan, setelah buang air kecil, setelah buang air besar dan setelah bermain.
  • Jagalah kebersihan telinga balita anda.
  • Segera gunting kuku tangan dan kuku kaki balita anda jika mulai panjang.
  • Ajari dan biasakanlah balita anda untuk buang air besar dan buang air kecil di WC.
  • Selalu jaga kebersihan pakaian, mainan dan tempat tidur yang digunakan oleh si kecil.
  • Jagalah selalu kebersihan makanan, minuman serta tempat yang dipakai untuk menyajikannya.

Jumat, 12 April 2013

Tips Memilih Paud Pendidikan Anak Usia Dini

Ada banyak manfaat dari meyekolahkan anak sejak balita, salah satunya adalaha anak-anak bisa belajar nilai-nilai sosialisasi seperti berbagi, bergiliran dan berdisiplin. Paud atau pendidikan anak usia dini juga merupakan persiapan bagi balita Anda sebelum menjalani kehidupan akademis yang lebih berat nantinya.

Tetapi ternyata menuju prasekolah juga butuh persiapan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih paud untuk balita Anda :

1. Pilih sekolah yang terdekat dengan rumah. Jangan sampai anak kelelahan sebelum sampai di sekolah karena harus menempuh perjalanan jauh dan macet.

2. Perbandingan jumlah murid dengan guru, setidaknya lima anak banding satu guru. Tanyakan juga sampai usia berapa anak boleh didamping oleh orang tua di dalam kelas.

3. Agar anak tidak bosan, pilih waktu belajar tidak lebih dari 4 jam dan frekuensi berselang 1-3 hari, atau 2 jam per hari.

4. Banyak kurikulum yang ditawarkan setiap sekolah, mulai dari yang nasional hingga international. Tentu saja sistem international memakan biaya lebih mahal. Tanyakan pada diri Anda sendiri, sejauh mana anak membutuhkan apa yang ditawarkan oleh masing-masing sistem pengajaran.

5. Jika Anda ingin mempersiapkan anak untuk menguasai bahasa asing, Anda bisa memilih sekolah dengan bahasa pengantar asing atau bilingual. Pilihan dengan pengajar native speaker lebih ideal agar anak dapat berlatih pengucapan bahasa asing.

Setiap anak memiliki tingkat adaptasi yang berbeda. Pelajari karakter anak Anda agar Anda bisa menyesuaikan masa transisi ini dengan kebutuhannya. Intinya, Anda perlu memperkenalkan dan membiasakan anak Anda dengan tiga hal baru, yaitu: teman-teman, guru dan peraturan. Ikuti tiga tahap berikut ini pada waktu kita mempersiapkan si kecil menuju kelas pertamannya :
  • Trial
Ajak anak melihat-lihat dulu apa yang akan dihadapinya. Dan ikuti sesi trialnya yang biasanya dibuka oleh pihak sekolah sebelum anak terdaftar sebagai murid disana. Kenalkan pada guru, lingkungan sekolah mulai dari kelas-kelas, playground sampai toiletnya.
  • Try Out
Latih kemandiriannya sejak di rumah. Seperti bangun pagi, sarapan, mempersiapan perlengkapan. Dukung aktivitas hariannya yang baru.
  • Take off
Perkenalkan lingkungan kelasnya selama seminggu pertama. Lalu ucapkan selamat tinggal dengan penuh kasih sayang dan tinggalkan anak dengan cepat. Jika acara ‘perpisahan’ terlalu lama anak malah akan semakin berlama-lama dengan Anda dan Anda juga semakin sulit meninggalkannya.

Kamis, 11 April 2013

Olahraga Untuk Anak Dan Balita

Balita membutuhkan aktivitas fisik untuk merangsang pertumbuhan motorik kasarnya. Karena itu, dorong si kecil untuk melakukan aktivitas fisik. Kenalkan olahraga dalam aktivitas hariannya sehingga ia tak terlalu tertarik dengan televisi. Balita yang kurang bergerak bukan cuma berisiko terkena obesitas tapi juga bermasalah dengan perkembangan mental. Kemampuan sosialnya pun terhambat.

Mengajak balita berolahraga tak perlu paksaan. Pada umumnya, balita akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua. Jika orang tua nyaman jogging pagi, ajak si kecil ikut serta. Biarkan dia mengendarai sepeda kecilnya. Kalau Anda punya binatang peliharaan anjing, sekalian saja ajak peliharaan jalan-jalan. Balita berusia 4-5 tahun biasanya sudah suka bersepeda.

Pada akhir pekan, beri variasi. Ajak si kecil berenang, misalnya. Tidak usah memintanya untuk berenang dengan benar, kok. Cukup ajak ia menggerakkan tubuhnya di dalam air. Pilih kolam yang aman. Anak-anak yang berusia lebih kecil juga bisa diajak berenang. Saat ini juga sudah banyak layanan renang bayi atau baby spa. Tidak perlu khawatir si kecil akan tenggelam, yang penting Anda full perhatian saat menjaganya.

Anak-anak usia 4-5 tahun juga sudah bisa diajak bersenam. Mereka bisa menggerakkan badan ke kiri dan kanan, depan dan belakang. Sertai dengan musik menarik, maka balita bisa menikmati acara olahraganya. Jika ingin mencoba, boleh saja Anda mendaftarkan si kecil pada kelas balet. Ini berguna untuk struktur dan postur tubuh si kecil.

Untuk anak-anak lebih besar, ajak mereka untuk main bola. Anda boleh mendaftarkan ke klub olahraga namun jangan dipaksakan. Tujuan anak berolahraga dalam sebuah klub ialah bersenang-senang dan menikmati aktivitas olahraga, bukan untuk mencetak juara cilik.

Sesekali mengajak si kecil ke wahana outbound juga akan bermanfaat bagi fisik dan mentalnya. Anak-anak akan menjajal hal baru. Itu akan meningkatkan kepercayaan diri. Berdiri melalui titian misalnya, melatih keseimbangan. Bermain fly fox juga akan memupuk keberanian si kecil. Namun, jangan pernah memaksanya. Jika ia sudah terlanjur ketakutan, tak perlu memaksa dan membujuk, apalagi mengancam. Ingat, fokus utama ialah untuk menumbuhkan kecintaan anak akan aktivitas fisik yang berguna bagi perkembangan motorik dan mental.