Selasa, 19 Maret 2013

Cara Menghadapi Anak Pemalu Dan Tertutup



Seiring usia, anak yang cenderung diam dan tertutup akan berubah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan hubungan pola interaksi anak yang semakin luas. Anak tidak hanya mengenal objek terdekatnya dan seiring usia anak akan mengerti betapa senangnya dapat terlibat dengan grupnya.

Penyebab anak cenderung menjadi pemalu dan tertutup adalah:

1. Usia anak menyebabkan kadar kepekaan yang berlebihan

2. Ketika anak banyak mengalami peristiwa yang menyebabkannya memiliki penilaian malu, berpengaruh pada pemikirannya yang sering berimbas pada perilakunya.

3. Karena memiliki banyak penilaian yang dimunculkan dari pemikirannya menyebabkan anak mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Anak menjadi sangat menutup diri.

4.Anak pernah dipermalukan oleh orang dekat atau cenderung dekat dengan kehidupannya, hal yang dirasa anak sangat malu menimbulkan dampak ingatan dan konsep anak bisa berpikir tidak memiliki arti, konsep berpikir ini mempengaruhi kepribadian anak.

5. Jarang diberikan reward pujian atau sentuhan dari objek dekat (orangtua, tante, kakek, nenek, om, pengasuh) orang yang terlibat didekat diri anak.

6. Jarang anak dilibatkan dalam komunikasi hangat (bermain bersama anak atau menemani anak ketika bermain).

7. Tidak adanya teman bermain bagi anak.

Usaha mengatasi perasaan malu dan tertutup yang berlebihan pada anak diantaranya:

1. Ketika anak melakukan sesuatu sesuai harapan maupun tidak sesuai harapan maka sikap orangtua baiknya menghargai anak secara proporsional, begitupun ketika memberi hukuman baiknya memberikan hukuman dengan proporsional.

2. Peran orangtua atau pendidik mengarahkan anak agar dapat menerima kenyataan yang ada. Dan yakinkan bahwa anak mampu melakukan semua.

3. Bimbing anak selalu untuk memiliki kepercayaan diri, libatkan anak dalam acara atau kegiatan yang bersifat kerjasama atau melibatkan orang banyak.

4. Beri bimbingan dan pengetahuan tentang kecakapan sosial.

5. Dukung anak selalu dengan memberikan perhatian dan motivasi. Gunakan kesabaran yang besar dalam menghadapi anak.

6. Beri anak kesempatan untuk menjalain pertemanan atau bermain bersama teman-teman di usia grupnya atau diluar usia grupnya.

7. Luangkan waktu untuk menemani anak bermain bersama.

8. Penuhi kebutuhan fisik dan psikis anak, untuk kebutuhan psikis orangtua butuh usaha ekstra sabar dengan selalu mendorong anak tanpa membebani anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar