Kamis, 24 Oktober 2013

Teknologi Terapan Pembuatan Bokashi Pola HCS



Saat ini telah hadir teknologi terapan untuk bidang pertanian yang sangat fenomenal yaitu pola pertanian dengan pemakaian pupuk organik dengan pola HCS, yakni dengan tenologi ini pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk organik yang nyaris sempurna, sudah banyak petani yang berhasil mendapatkan hasil panen yang melimpah dengan menggunakan teknologi ini.

Pembuatannyapun cukup mudah, dan siapapun bisa melakukannya, untuk bahan-bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

  1. Feses/kotoran hewan, baik ayam, kambing dan sapi
  2. Sekam padi, bisa diganti dengan serbuk gergaji kayu 
  3. Dedak Padi halus
  4. kapur/dolomit
  5. SOT
  6. Gula pasir
  7. Jika feses/kotoran sapi belum mengenal HCS, perlu difermentasi dulu dengan dengan Phefoc
  8. air secukupnya
Semua bahan dicampur menjadi satu, dengan komposisi sebagai berikut:

Untuk membuat 1 ton Bokashi
  1. Feses 800 kg
  2. Sekam Padi/serbuk gergaji 150 kg
  3. Dedak padi halus 50 kg
  4. Kapus/dolomit 50 kg
  5. SOT 4 botol
  6. Gula pasir 0,25 kg
  7. Air 30%, rendemen yang dibutuhkan 30% (jawa: mamel)


cara membuatnya:
1. Feses, sekam padi, dedak, dolomit dicampur/diaduk rata
2. larutkan gula pada ir secukupnya
3. campurkan SOT dalam air secukupnya lalu masukkan larutan gula, diamkan minimal 15 menit
4. Siram merata campuran no.1
5. Difermentasikan dengan cara metutup rapat dengan terpal atau masukkan dalam tong plastik selama 3 X 24 jam

Jika Feses yang didapat dari ternak yang belum mengenal pola HCS, Campuran no. 1 siram merata dengan campuran Phefoc 2 botol dan fermentasikan selama 1 X 24 Jam.

Jika anda tidak ingin repot-repot membuat pupuk organik Bokashi pola HCS anda bisa memesan :

Kushaeri
Tanggul Kulon - Tanggul - Jember - Jatim
HP : 0853349565555

Melayani Pengiriman keluar kota ditambah ongkos pengiriman
Harga
 Ukuran sak 25 kg harga 25 ribu
- ukuran sak 50 kg harga 40 ribu
- pembelian di atas 20 sak 50 kg harga 750 ribu per 20 sak

Kamis, 10 Oktober 2013

Keuntungan dan kerugian pupuk anorganik/kimia



Dalam hidup kita pasti mempunyai tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang, begitu juga dengan juga dengan petani, para petani juga mempunyai tujuan jangka pendek, menengah dan panjang, dan yang perlu diperhatikan bahwa tujuan-tujuan itu tidak tidak bertentangan antara satu dengan yang lain.

Begitu juga dengan hal penggunaan pupuk, petani tidak harus mengabaikan tujuan jangka panjang hanya untuk mengejar tujuan jangka pendek, seperti penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia secara terus menerus akan merusak struktur tanah sehingga tingkat PH tanah akan semakin turun dan juga akan berakibat tanah menjadi kurus.

Berikut kelebihan penggunaan pupuk anorganik/kimia:
  1. Unsur yang terkandung akan cepat terurai
  2. Lebih cepat terserap oleh tumbuhan
  3. Pemupukan lebih mudah dilakukan
  4. Pemupukan intensif untuk tumbuhan lebih mudah, karena pupuk kimia telah dikonsentrasikan pada jenis unsur tertentu.
Berikut Kekurangan pupuk anorganik/kimia


  1. Karena cepat terurai di alam, sehingga untuk memperoleh hasil pemupukan yang efisian dan optimal harus digunakan dengan dosis yang tepat
  2. Waktu pemupukan harus sering dilakukan karena pupuk anorganik/kimia tidak dapat tersimpan dalam median tanah.
  3. Ketersediaan pupuk sangat tergantung pada pihak ketiga yaitu pabrikan dan distributor
  4. Harga relatif tinggi karena setiap tahunnya pemerintah kadang mengurangi jumlah subsidi
  5. Dapa mengakibatkan tidak seimbangnya unsur hara dalam tanah karena pemupukan tidak seimbang
  6. Dalam pemakaian dalam jangka waktu lama akan menurunkan PH tanah
  7. Dalam pemakaian dalam jangka waktu tertentu akan berakibat tanah menjadi kurus.

Rabu, 09 Oktober 2013

Ada Apa di Blog Ini

Dengan segenap ucapan Syukur Alhamduliilah, kali ini saya akan berbagi info-info bagaimana cara dan teknik bertani secara bijak dan efisien untuk memperoleh hasil yang maksimal, semua tulisan-tulisan dalam blog ini adalah artikel pilihan tentang bertani secara organik. Pembuatan blog ini didasari oleh beberapa faktor :

  1. Penggunaan Pupuk Kimia yang telah banyak merugikan petani (hal ini akan dibahas secara lebih detail pada tulisan berikutnya)
  2. Penurunan tingkat penghasilan Petani dari tahun ke tahun karena turunnya kuantitas hasil panen.
  3. Rusaknya struktur tanah akibat pemakaian pupuk kimia.
  4. Tingkat kekurusan tanah yang berada pada stadium kritis
  5. Mahalnya harga pupuk kimia dan juga kadang-kadang diikuti kelangkaan pupuk kimia
  6. Menekan angka penyakit pada kehidupan manusia akibat pemakaian peptisida kimia.
  7. Meningkatkan hasil panen hingga 100% di sektor pertanian.
  8. Menekan biaya produksi pertanian
  9. Sebagai antisipasi jika suatu saat Pemerintah mencabut kebijakan "subsidi pupuk" sehingga petani sudah siap dengan alternatif penggunaan pupuk yang lebih baik.
Tulisan-tulisan pada blog ini selain berkutat pada masalah pertanian, juga akan membahas tuntas bagaimana cara beternak dengan bijak dan efisien, hal juga didasari beberapa pokok pikiran, sebagai berikut:

  1. Permintaan daging ternak di pasar Indonesia semakin meningkat.
  2. Menekan angka impor daging dari negara luar
  3. Meningkatkan Hasil panen peternak sapi dan kambing
  4. Memberikan alternatif lain bahan makanan ternak yaitu dengan makanan fermentasi
  5. Mengenalkan beberapa penyakit pada ternak
Tulisan-tulisan pada blog ini diharapkan bisa membantu para petani dan peternak untuk meningkatkan hasil panen mereka.