Tani

Selasa, 12 Maret 2013

Tips Mengatasi Rasa Takut Pada Anak



Perasaan takut merupakan reaksi emosi yang mendasar pada setiap manusia, yang menjadikan seseorang bertingkah laku tertentu sebagai reaksi terhadap keadaan yang membahayakan. Ketakukan pada anak mulai muncul ketika anak berusia enam bulan hingga anak bertambah usia, jenis ketakutanpun makin bertambah.

Perasaan takut pada anak muncul dan berkembang dari interaksi anak dan lingkungan (melalui proses belajar). Ketakukan menyebabkan anak tidak nyaman, merasa khawatir yang dapat termanifestasi dalam bentuk prilaku kongkrit berupa kepanikan yang dialami oleh anak.  Rasa takut yang dimiliki oleh anak banyak dipengaruhi oleh objek atau lingkungan terdekatnya maupun dari faktor dirinya sendiri, jika pola asuh anak yang terlalu dilindungi (over protektiv), anak yang pemalu, anak yang mudah terpancing emosinya maka anak tersebut akan cenderung lebih takut daripada anak yang lain.

Takut pada anak lebih sering dalam bentuk ketakutan akan perpisahan dan ketakutan akan orang yang baru dikenal. Takut akan perpisahan dengan orang yang anak sayangi dan ketakutan terhadap orang asing ini merupakan gabungan dari konflik dalam proses perkembangan anak. Lihat saja jika anak mulai dititipkan pada tahap prasekolah maka anak merasa takut ketika harus ditinggal (berpisah) dengan objek letaknya (orangtua atau orang yang anak kenal) meski hanya sebentar.  Jenis takut pada anak yang sangat dominan diantaranya : takut pada orang asing, takut perpisahan, takut mandi, takut kegelapan.

Takut pada anak disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

1. Anak kaget dengan munculnya dentuman suara keras, ruangan gelap, kesendirian (kesunyian karena ditinggal sendiri), dipindahkan atau ditempatkan diantara orang-orang tau anak-anak yang belum ia kenal.

2. Anak yang secara psikis dan fisik memiliki kekurangan atau keadaaan fisik yang tidak normal, seperti sakit, lapar, demam dan cemas

3. Anak yang merasa terancam, merasa kurang aman, karena pengalaman yang kurang menyenangkan seperti suntikan dan cabut gigi.

4. Ketika anak usia 4 tahun keatas, anak sudah mahir berfantasi terhadap objek bayangan yang ia takutkan, misalnya takut pada monster. Ketakutan ini juga anak peroleh dari film di televisi atau cerita dari teman-temannya.

Usaha orangtua atau pendidik mengatasi anak yang takut diantaranya:

1. Jika anak mengalami ketakutan maka orangtua, tidak merespon dengan rasa takut juga, sebaliknya berusaha menenangkan si anak (dengan teknik penenangan diri).

2. Jika anak takut ujian atau perlombaan, maka tolonglah anak dengan cara belajar, memanggil guru privat, menemani saat perlombaan, banyak memberi latihan-latihan apapun jenis keterampilannya.

3. Dibutuhkan beberapa terapi dalam upaya mengajarkan anak untuk menguasai rasa takutnya, anak juga perlu diajarkan keterampilan sosial.

Usaha lanjut orangtua atau pendidik perlu bicara dengan psikolog, dokter anak atau ahlinya tentang bagaimana menolong anak yang penakut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar