Jangan biarkan waktu anak terbuang percuma. Manfaatkanlah secara maksimal agar apa yang diperolehnya sehari-hari bisa menjadi maksimal. Salah satunya dengan membuat jadwal harian. Jadwal yang teratur membuat anak memperoleh beragam kegiatan secara merata, sehingga pengalamannya lebih komplet.
Di sisi lain, dengan ketiadaan jadwal harian yang baik, anak akan mendapat konsekuensi langsung yang bisa merugikan dirinya sendiri. Contoh, bila anak keasyikan bermain kemudian lupa makan, dia akan kelaparan sehingga mudah terganggu kesehatannya. Kalau kurang tidur, maka anak akan sering rewel, mudah marah, dan lainnya.
Meskipun dampaknya terlihat sederhana, jika sering terjadi dapat menimbulkan kerugian yang cukup luas. Anak yang sering rewel misal, dia tak bisa mendapatkan manfaat interaksi sosial secara maksimal karena dalam bermain dia akan sering ngambek. Bila terlambat makan kemudian dia jajan sembarang, lebih mudah terserang penyakit.
Tak demikian halnya bila kita menerapkan jadwal harian secara baik, anak justru akan memperoleh banyak manfaat. Dia jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab. Anak pun dapat mengenal konsep waktu dan konsep urutan.
Beberapa manfaat menerapkan jadwal harian pada anak diantaranya:
1. Belajar konsep waktu
Pemahaman konsep waktu didapatnya saat melakukan berbagai kegiatan di pagi, siang, sore, dan malam. Pagi, setelah bangun tidur misalnya, anak akan memahami kalau di saat itu dia harus mandi, sarapan, dan pergi ke sekolah. Selanjutnya di siang hari dia harus makan siang dan tidur siang. Begitu juga sore dan malam hari, anak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di waktu-waktu tersebut, dari bermain di taman hingga tidur malam.
Supaya pemahaman anak akan konsep waktu lebih mendalam, cobalah terangkan waktu saat anak melakukan aktivitas, "Adek, sudah pagi, bangun yuk! Setelah itu kita mandi." Saat siang kita bisa bilang, "Nah, siang ini kamu waktunya tidur siang." Dengan penjelasan seperti ini, anak jadi lebih memahami konsep waktu.
2. Belajar konsep urutan
Setelah terbiasa melakukan kegiatannya, anak mulai memahami urut-urutan aktivitas yang harus dia lakukan, "Sehabis mandi aku akan sarapan, kemudian berangkat ke sekolah." Dengan memahami urut-urutan ini, aktivitas anak akan berjalan lebih teratur. Berbeda dengan anak yang tak memiliki jadwal harian, dia akan secara serabutan melakukan aktivitasnya. Mungkin hari ini dia akan tidur siang dahulu baru bermain atau bermain dahulu hingga sore baru tidur. Tentu hal ini tidak membuat anak belajar tertib sehingga banyak aktivitas yang seharusnya bisa dimanfaatkan maksimal malah terbuang percuma.
3. Disiplin
Setelah memahami jadwal yang harus dilakukannya, anak akan dituntut untuk disiplin mematuhinya, "Oke, sekarang memang waktunya tidur siang jadi aku harus mematuhi Mama." Memang, awalnya agak sulit menerapkan kedisiplinan ini namun lambat laun anak akan terbiasa. Nah, setelah kedisiplinan itu melekat pada anak, selanjutnya akan mudah bagi anak melakukan aktivitas yang sudah kita jadwalkan. Kelak di saat dewasa, dia lebih mudah mengatur jadwal kesehariannya karena sudah terbiasa sejak kecil. Dengan disiplin tinggi biasanya kesuksesan hidup akan lebih mudah diraih.
4. Bertanggung jawab
Disiplin erat kaitannya dengan tanggung jawab. Setelah anak mampu berdisiplin, otomatis rasa tanggung jawab pada dirinya pun akan muncul. Anak bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukannya di saat pagi, siang, sore, dan malam. "Sekarang waktunya makan siang, aku harus makan," misal. Sikap tanggung jawab yang sudah muncul sejak kecil akan sangat bermanfaat kelak saat dewasa. Dia akan lebih mampu untuk menerima tugas dan menuntaskannya dengan baik.
Di sisi lain, dengan ketiadaan jadwal harian yang baik, anak akan mendapat konsekuensi langsung yang bisa merugikan dirinya sendiri. Contoh, bila anak keasyikan bermain kemudian lupa makan, dia akan kelaparan sehingga mudah terganggu kesehatannya. Kalau kurang tidur, maka anak akan sering rewel, mudah marah, dan lainnya.
Meskipun dampaknya terlihat sederhana, jika sering terjadi dapat menimbulkan kerugian yang cukup luas. Anak yang sering rewel misal, dia tak bisa mendapatkan manfaat interaksi sosial secara maksimal karena dalam bermain dia akan sering ngambek. Bila terlambat makan kemudian dia jajan sembarang, lebih mudah terserang penyakit.
Tak demikian halnya bila kita menerapkan jadwal harian secara baik, anak justru akan memperoleh banyak manfaat. Dia jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab. Anak pun dapat mengenal konsep waktu dan konsep urutan.
Beberapa manfaat menerapkan jadwal harian pada anak diantaranya:
1. Belajar konsep waktu
Pemahaman konsep waktu didapatnya saat melakukan berbagai kegiatan di pagi, siang, sore, dan malam. Pagi, setelah bangun tidur misalnya, anak akan memahami kalau di saat itu dia harus mandi, sarapan, dan pergi ke sekolah. Selanjutnya di siang hari dia harus makan siang dan tidur siang. Begitu juga sore dan malam hari, anak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di waktu-waktu tersebut, dari bermain di taman hingga tidur malam.
Supaya pemahaman anak akan konsep waktu lebih mendalam, cobalah terangkan waktu saat anak melakukan aktivitas, "Adek, sudah pagi, bangun yuk! Setelah itu kita mandi." Saat siang kita bisa bilang, "Nah, siang ini kamu waktunya tidur siang." Dengan penjelasan seperti ini, anak jadi lebih memahami konsep waktu.
2. Belajar konsep urutan
Setelah terbiasa melakukan kegiatannya, anak mulai memahami urut-urutan aktivitas yang harus dia lakukan, "Sehabis mandi aku akan sarapan, kemudian berangkat ke sekolah." Dengan memahami urut-urutan ini, aktivitas anak akan berjalan lebih teratur. Berbeda dengan anak yang tak memiliki jadwal harian, dia akan secara serabutan melakukan aktivitasnya. Mungkin hari ini dia akan tidur siang dahulu baru bermain atau bermain dahulu hingga sore baru tidur. Tentu hal ini tidak membuat anak belajar tertib sehingga banyak aktivitas yang seharusnya bisa dimanfaatkan maksimal malah terbuang percuma.
3. Disiplin
Setelah memahami jadwal yang harus dilakukannya, anak akan dituntut untuk disiplin mematuhinya, "Oke, sekarang memang waktunya tidur siang jadi aku harus mematuhi Mama." Memang, awalnya agak sulit menerapkan kedisiplinan ini namun lambat laun anak akan terbiasa. Nah, setelah kedisiplinan itu melekat pada anak, selanjutnya akan mudah bagi anak melakukan aktivitas yang sudah kita jadwalkan. Kelak di saat dewasa, dia lebih mudah mengatur jadwal kesehariannya karena sudah terbiasa sejak kecil. Dengan disiplin tinggi biasanya kesuksesan hidup akan lebih mudah diraih.
4. Bertanggung jawab
Disiplin erat kaitannya dengan tanggung jawab. Setelah anak mampu berdisiplin, otomatis rasa tanggung jawab pada dirinya pun akan muncul. Anak bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukannya di saat pagi, siang, sore, dan malam. "Sekarang waktunya makan siang, aku harus makan," misal. Sikap tanggung jawab yang sudah muncul sejak kecil akan sangat bermanfaat kelak saat dewasa. Dia akan lebih mampu untuk menerima tugas dan menuntaskannya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar